My Dreams

  • Defender, Planned, Orderly, Organized, Practical, Controled, Decisive, Respect, Procedures, Details, Disciplined, Conscientious, Super Dependable, Warm, Generous, Peace, Quiet, Sensitivity, Privacy, Few Interruptions, Protected, People-oriented, Serves Others, Enjoys Harmonious, Loyalty, and Devotion.

Sabtu, 21 Februari 2015

Pantaskah Orang Tua Meminta Maaf kepada Anak?

Sumber disini
Maaf adalah ungkapan penyesalan dan permohonan ampun atas suatu kesalahan. Meminta maaf berarti menyadari kesalahan dan mencoba memperbaiki hati orang yang tersakiti, baik yang disengaja maupun tidak. Sedangkan, memberi maaf tentunya mengampuni dan berusaha untuk tidak menganggap lagi kesalahan tersebut.

“Nobody is perfect”, itulah ungkapan yang cukup merepresentasikan bahwa manusia tidak luput dari kesalahan. Termasuk orang tua, bisa jadi berbuat salah kepada anaknya. Baik itu kesalahan yang besar maupun kecil di mata anak yang terluka perasaannya. Sekalipun anak tersebut masih kecil, menurut saya tidak ada salahnya orang tua meminta maaf kepada anak mereka. Rasanya tidak adil jika hanya Sang anaklah yang wajib meminta maaf kepada orang tua bila mereka nakal.

Pelajaran ini saya dapatkan dari seorang Ibu, beliau adalah koordinator di tempat saya mengabdi sebagai relawan. Beliau memiliki dua orang putra dan satu orang putri. Jujur saya baru pertama kali melihat sosok Ibu yang selalu mengatakan maaf kepada anak-anaknya ketika beliau merasa telah menyakiti hati mereka. Yang menurut saya, mungkin mereka belum terlalu mengerti dan peduli dengan kata maaf, atau biasanya yang saya temui adalah para orang tua yang selalu benar, tidak mau meminta maaf kepada anaknya yang masih kecil walaupun mereka yang bersalah.

Ternyata beliau telah mengajarkan anak-anaknya tentang apa arti kesalahan sejak dini. Sikap beliau yang suka mengatakan maaf bila bersalah bertujuan untuk membiasakan mereka meminta maaf bila berbuat salah dan memaafkan orang yang bersalah. Bahkan menurut Dr. Dolly Hollander, sulitnya berkata maaf ternyata berkaitan dengan cara orang tua membesarkan anaknya. Salah satu contoh sikap koordinator saya yang mengesankan bisa dilihat dari dialog berikut :

Anak:Mam mainanku ketinggalan di mobil yah? (sambil menangis)
Ibu  :Maafin mam yah lupa keluarin mainannya, nanti sore yah sayang mainannya setelah mam pulang kantor. Jangan nangis lagi yah J
***
Anak:Mam aku mau mainan itu!
Ibu  :Maafin mam yah sayang tapi mam gak punya uang, mainan itu terlalu mahal. Cari mainan yang lain aja yah sayang, kalau ada uangnya mam akan belikan.

Terbukti kalau kata maaf memang sebuah kata yang sederhana, namun bernilai mulia dan luhur. Tak terkecuali bagi orang tua kepada anaknya. Bila merasa telah mengecewakan anak, cobalah mengatakan maaf. Setelah mengakui kesalahan, beri penjelasan pada mereka. Yakinkan mereka bahwa anda sebagai orang tua tidak bermaksud buruk. Mulailah dengan ucapan yang tulus dan langsung pada pokok permasalahan. Hal ini akan membuat anak yang terluka mau mengerti dan memaafkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar