Sebagai seorang yang baru terjun ke ranah komunitas
pecinta pusaka, saya memiliki pertanyaan awam “Mengapa ada pusaka Indonesia berada
nan jauh di Belanda?”. –Putri Agustina

Tidak dapat dipungkiri bahwa negara Indonesia ini telah mengalami masa kolonialisme dalam waktu yang sangat lama. Pengalaman tragis terkait penjarahan naskah dialami oleh kerajaan atau kasultanan di Indonesia. Banyak naskah yang hilang diangkut ke negara-negara penjajah, termasuk Belanda. Mereka membawa pulang untuk mempelajari manuskrip tersebut. Kaum kolonial cenderung memiliki kelebihan dalam menghargai naskah. Berbeda dengan kita yang memperlakukan naskah sebagai benda pusaka, tidak boleh dibaca sembarangan sehingga justru berisiko hancur dimakan usia.
Idealnya sebuah manuskrip memerlukan
perawatan khusus. Museum atau keraton di Indonesia sebagian besar hanya
menggunakan kapur barus. Kapur barus hanya mencengah ngengat, namun tidak bisa
menahan laju usia naskah.

La Galigo ditulis ulang
sebanyak 12 volume oleh Colliq Pujie
atas permintaan B.F. Matthes, missionaris
Belanda. Manuskrip terpanjang di dunia yang berasal dari tanah Bugis, Sulawesi
Selatan ini merupakan bagian dari koleksi naskah-naskah Indonesia di the Netherlands Bible Society yang telah
diberikan hak permanen ke Koninklijk
Instituut voor Taal- Land- en Volkenkunde Leiden, Perpustakaan Universitas
Leiden sejak tahun 1905 s.d 1915 di Belanda. Naskah ini disimpan di lantai dua
dalam sebuah ruangan khusus bersuhu 18 derajat celcius.


Selain La Galigo, masih
banyak naskah Indonesia yang tersimpan di Belanda. Di Universitas Blibiotheek
Leiden misalnya ada sekitar 239 naskah Sunda. Naskah Leiden Or 266 yang berisi
ajaran islam dikoleksi sejak tahun 1957 juga disimpan di perpustakaan
Universitas Leiden.
Sebaiknya kita bercermin kepada Belanda dalam upaya merawat
dan melestarikan warisan budaya yang rawan punah seperti manuskrip. Sudah selayaknya
manuskrip yang masih ada di Indonesia mendapatkan perlakuan khusus agar terus
menjadi bahan kajian dari masa ke masa.
Referensi:
http://bugisbelanda.blogspot.com/
http://idha2908.blogspot.com/2012/04/leiden-berkunjung-demi-membaca-melihat.html
http://lontaraproject.com/category/101-la-galigo/
http://www.kabarkami.com/mengenal-universitas-leiden-penjaga-warisan-budaya-bugis-makassar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar