Saya adalah seorang
calon pendidik yang saat ini sedang melaksanakan PKM (Praktek Keterampilan
Mengajar) di salah satu SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di Jakarta. Saya merasa
senang karena saya bisa berhadapan langsung dengan para generasi penerus bangsa
dan calon sumber daya manusia yang nantinya akan memberikan kontribusi, baik
untuk diri mereka sendiri maupun masyarakat dan bangsa. Kesempatan menanamkan
nilai dan karakter positif merupakan peran pendidik yang membuat saya bangga
terhadap profesi tersebut.
Selama seminggu, pagi
itu saya memulai perkenalan dengan siswa-siswi dari kelas X s.d XII. Ketika ada
guru yang tidak masuk, saya diperkenankan berinisiatif untuk masuk ke dalam
kelas dan berbicara di depan sebagai guru. Selama waktu perkenalan, saya
memiliki agenda untuk memprakarsai sosialisasi mengenai ASEAN Economic Community yang menurut saya sangat penting untuk
diketahui oleh pelajar sejak dini. Apa lagi siswa-siswi SMK mayoritas memilih
untuk memasuki dunia kerja setelah lulus nanti. Saya menggarisbawahi arus
tenaga kerja bebas dan basis produksi dalam sosialisasi ini.
Ibu Guru : Anak-anak, pernah mendengar isu
mengenai ASEAN Economic Community 2015?
(sambil menuliskannya di papan tulis)
Siswa-siswi : Belum Bu (jawab anak-anak serempak)
Ibu Guru : Oh jadi tidak ada satu pun yang
mengetahui isu tersebut, padahal isu tersebut sangat berpengaruh pada kehidupan
kalian nanti Nak. (saya merasa prihatin karena terus berulang - Semua siswa di tiap
kelas tidak mengetahuinya)
Siswa-siswi
: Memang ASEAN Economic Community itu
apa Bu?
Ibu Guru : ASEAN
Economic Community atau Komunitas Ekonomi ASEAN merupakan salah satu
pilar dari Komunitas ASEAN 2015. Hal
ini merupakan upaya untuk mewujudkan visi dari ASEAN 2020 yaitu meningkatkan stabilitas,
kemakmuran, dan daya saing serta pembangunan ekonomi yang berkeadilan dengan
mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan sosial. Ibu tahu, sepertinya memang
tidak ada materi pelajaran mengenai hal ini di sekolah, namun Ibu rasa kalian
perlu mengetahuinya. Kalian bisa mendapatkan informasi ini dari koran, televisi
atau internet di Komunitas Blogger ASEAN.
Ibu coba gambarkan bagan perjalanan perekonomian ASEAN ya Nak seingat Ibu. (saya
pun mencoba menggambarkan di papan tulis)
Siswa-siswi : Ibu sebenarnya kami tidak terlalu mengerti dengan bagan yang Ibu buat, bisa Ibu jelaskan?
Ibu Guru : Baik anak-anak, Ibu mengerti jika
kalian belum memahami konsep ini. Sebagai awalan Ibu ingin bertanya, kalian
pasti tahu kan mengenai ekspor dan impor. Produk dari negara mana yang paling
banyak di Indonesia?
Siswa-siswi :
Cina Bu...
Ibu Guru : Nah berarti kalian sebetulnya telah
terlibat dalam isu ini, hanya saja baru berperan sebagai masyarakat dan konsumen.
Bagaimana harga produk tersebut?
Seorang Siswa : Lebih murah Bu...HPnya Aris merek Cina terus Bu. Dia tidak cinta produk Indonesia (seisi kelas tertawa)
Ibu Guru : Sudah-sudah, betul sekali produk
tersebut lebih murah biasanya karena bea masuknya diturunkan. Hal ini merupakan
bentuk dari integrasi ekonomi, yaitu kebijakan yang secara diskriminatif
menurunkan atau menghapuskan hambatan-hambatan perdagangan hanya di antara
negara-negara yang saling sepakat. Dalam contoh kasus tersebut, ASEAN memiliki kesepakatan dengan negara
Cina untuk membentuk ASEAN-China Free Trade
Area. Indonesia termasuk negara ASEAN
jadi juga turut serta mengikuti kebijakan tersebut.
Seorang Siswa : Jadi dari gambar itu saya sedikit mengerti
Bu, kalau saya tidak salah ingat ASEAN itu dibentuk tahun 1967 Bu. Lalu PTA itu
singkatan dari Preferential Trading Area ya Bu. Saya pernah baca di buku ekonomi-bisnis kalau kebijakan
itu memberikan preferensi (keringanan) terhadap jenis barang tertentu kepada
negara anggotanya.
Ibu Guru : Betul sekali, Nak. Proses integrasi ekonomi sudah berlangsung sejak 1977
dan lebih didorong sejak 1992 dengan disepakatinya
perjanjian di bidang barang atau
Common Effective
Preferential Tariffs for ASEAN Free Trade Area
(CEPT-AFTA). Penurunan tarif dimulai sejak 1992 dan pada 1 Januari 2010 seluruh tarif dalam inclusion list
(daftar inklusi) dari partner
dagang ASEAN (ASEAN
+ 6) yang terdiri dari negara Cina, Jepang,
Korea Selatan, India, Australia and Selandia Baru telah mencapai tingkat tarif 0%. Pada tahun 1995, CEPT-AFTA dilengkapi dengan perjanjian di sektor
jasa juga yaitu ASEAN
Framework Agreement on
Services (AFAS) dan sektor investasi
pada ASEAN Investment
Agreement (AIA) tahun 1998. Kira-kira
itulah dasar dari integrasi ekonomi yang telah terjadi di ASEAN, jika dijelaskan semua secara mendetail rasanya tidak akan
cukup waktu. Kalian bisa mencari referensi di mana pun. Sekarang, kita tinggal
menunggu waktu sampai akhir 2015 nanti. Namun kita tidak boleh hanya menunggu,
di waktu yang kurang dari 2 tahun lagi ini kita harus mempersiapkan diri untuk menuju
Komunitas ASEAN 2015.
Siswa-siswi : Bagaimana cara mempersiapkannya
Bu? (tanya siswa-siswi antusias)
Ibu Guru : Sebentar Ibu akan gambarkan rencana aksi dan target
waktu hingga tahun 2015 nanti dari Komunitas
Ekonomi ASEAN.
Berikut merupakan arah
dan kerangka bagi ASEAN untuk
melaksanakan berbagai komitmen, baik yang sudah disepakati sebelumnya maupun
yang masih akan dirundingkan menuju Komunitas Ekonomi ASEAN 2015. Ibu akan jelaskan sedikit kepada
kalian. Dengarkanlah penjelasan berikut:
Pasar Tunggal dan Basis Produksi
Pasar Tunggal dan Basis Produksi
Hal ini menyangkut arus barang, jasa, investasi,
dan tenaga kerja
yang bebas. Jangan kaget jika nanti banyak barang dan jasa
dari negara-negara ASEAN memenuhi pasar Indonesia. Namun Indonesia tentu juga
dapat meningkatkan nilai ekspornya, apa lagi jika diiringi dengan peningkatan jumlah
pengusaha di Indonesia. Pasar
ASEAN mewakili sekitar 25% pasar
ekspor Indonesia. Tetap menjadi pasar potensial seiring berkembangnya populasi ASEAN dan khususnya kelas menengah.
Pendapatan pajak yang berkurang karena penghapusan bea masuk juga akan mampu
ditutupi dengan pendapatan ekspor. Jadi Ibu berharap, dari kelas ini banyak yang
menjadi wirausaha untuk berkontribusi dalam perekonomian Indonesia.
Jika Indonesia mampu
berkontribusi menjadi pasar tunggal dan basis produksi ASEAN, bisa dipastikan bahwa investasi di Indonesia turut
meningkat. ASEAN menjadi sumber FDI (Foreign Direct Investment) yang cukup penting bagi Indonesia. Total FDI dari
ASEAN ke ASEAN pada tahun 2009 mencapai US$ 83 milyar, dan US$ 19.92 milyar
atau 24% dari jumlah tersebut masuk ke Indonesia.
Ibu tahu, mayoritas dari kalian ingin langsung bekerja bukan? Kalian juga jangan kaget ya jika nanti banyak ekspatriat dari negara-negara ASEAN mencari lapangan kerja di sini, sehingga saingan kalian untuk mendapatkan pekerjaan semakin bertambah. Pasti kalian juga menyadari betapa sulitnya mencari pekerjaan saat ini, jadi saran Ibu dari sekarang kalian harus mempersiapkan diri untuk menjadi angkatan kerja atau sumber daya manusia yang kompeten. Persiapan yang bisa kalian lakukan yaitu belajar dengan sungguh-sungguh, matangkan hard skill dan soft skill, segala bentuk keahlian seperti teknologi, bahasa asing, negosiasi, dan sebagainya bisa kalian dapatkan dari sekarang ini. Ingat ketika kalian lulus nanti, Indonesia sudah menjadi bagian dari Komunitas ASEAN 2015.
Ibu tahu, mayoritas dari kalian ingin langsung bekerja bukan? Kalian juga jangan kaget ya jika nanti banyak ekspatriat dari negara-negara ASEAN mencari lapangan kerja di sini, sehingga saingan kalian untuk mendapatkan pekerjaan semakin bertambah. Pasti kalian juga menyadari betapa sulitnya mencari pekerjaan saat ini, jadi saran Ibu dari sekarang kalian harus mempersiapkan diri untuk menjadi angkatan kerja atau sumber daya manusia yang kompeten. Persiapan yang bisa kalian lakukan yaitu belajar dengan sungguh-sungguh, matangkan hard skill dan soft skill, segala bentuk keahlian seperti teknologi, bahasa asing, negosiasi, dan sebagainya bisa kalian dapatkan dari sekarang ini. Ingat ketika kalian lulus nanti, Indonesia sudah menjadi bagian dari Komunitas ASEAN 2015.
***Bel
Tanda Kelas Sudah Berakhir Berbunyi***
Selain itu tentu saja
dengan adanya Komunitas Ekonomi ASEAN membuat
arus
permodalan yang lebih bebas,
peningkatan
sektor prioritas integrasi,
serta pengembangan sektor pangan, pertanian, dan kehutanan.
Kita akan membahas ini di kesempatan yang lain.
Siswa-siswi : Sebentar lagi Bu tidak apa-apa,
Ibu Aminah tidak masuk Bu.
Ibu Guru : Baik Ibu akan teruskan sedikit lagi
anak-anak.
Wilayah Ekonomi yang Kompetitif
Hal ini menyangkut kebijakan persaingan, perlindungan konsumen, Hak Kekayaan Intelektual (HKI), pembangunan
infrastruktur, kerjasama energi, perpajakan, dan e-Commerce.
Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan
Pembangunan Ekonomi yang Berkeadilan
Perencanaan pembangunan ekonomi yang berkeadilan ini fokus kepada pengembangan UKM dan inisiasi bagi integrasi ASEAN khususnya untuk
CLMV (Cambodia, Laos, Myanmar and Vietnam).
Pemenuhan Integrasi Ekonomi Global
Pemenuhan Integrasi Ekonomi Global
Hal ini merupakan aksi
pendekatan koheren terhadap
hubungan ekonomi eksternal dan partisipasi yang semakin meningkat dalam jaringan penawaran
(supply) secara global.
Jadi keempat poin
tersebut dapat menjadi referensi
penyusunan kebijakan pemerintah dan perencanaan bisnis bagi
pengusaha. Pencapaian
Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 akan
memiliki arti penting bagi Indonesia karena ASEAN
merupakan tujuan ekspor, sumber impor dan sumber
investasi langsung bagi Indonesia. Sebagai sebuah Masyarakat Ekonomi
yang semakin mendapatkan perhatian dunia, Indonesia juga dapat memanfaatkan ASEAN sebagai platform kebijakan perdagangan luar
negeri.
Ibu rasa cukup atas
beberapa penjelasan yang ingin Ibu sampaikan mengenai Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 kepada kalian. Sebetulnya ada
tiga harapan Ibu dari kalian, pertama kalian menjadi pengusaha, kedua kalian
menjadi angkatan kerja yang terampil dan berdedikasi tinggi, serta yang
terakhir cintailah produk dalam negeri. Mungkin masih ada yang ingin bertanya?
Seorang Siswi : Bu apakah Indonesia sudah siap
untuk menghadapi Komunitas
Ekonomi ASEAN 2015?
Ibu Guru : Pertanyaan bagus, Ibu rasa Indonesia
harus siap dan optimis untuk berkontribusi secara maksimal. Komunitas Ekonomi ASEAN
2015 menuntut kesiapan Indonesia untuk dapat memetik manfaat secara maksimal demi kepentingan perdagangan maupun investasi. Manfaat dimaksud dapat
dipetik bila Indonesia segera mempersiapkan diri secara internal
dengan cara memperbaiki daya
saing ekonomi, mengatasi masalah domestic connectivity (termasuk
perhubungan udara dan laut), memberi perhatian khusus pada sektor padat karya
atau UKM yang akan
menghadapi persaingan dari CLMV, meningkatkan penguasaan teknologi, mendorong
inovasi, mendorong UKM nasional menjadi UKM regional, memperkuat potensi sektor
jasa,
mengamankan pasar dalam
negeri dari produk dan jasa sub-standar, dan memperkuat pemeriksaan pabean
tanpa menimbulkan biaya tinggi.
Selain itu, Indonesia
secara eksternal harus lebih
aktif melakukan penetrasi pasar ASEAN,
mengembangkan jaringan produksi, melakukan investasi khususnya di Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam, serta memanfaatkan pasar jasa ASEAN.
Kalian juga harus turut serta di dalamnya anak-anak, Ibu yakin kalian pasti
bisa.
Ada lagi yang ingin
ditanyakan?
Siswa-siswi :
(Saling tengok kanan-kiri). Tidak ada Bu...
Ibu Guru : Baiklah kalau begitu Ibu akhiri
pertemuan hari ini. Semoga informasi yang Ibu berikan bermanfaat.
Ingat pesan Ibu ya anak-anak, jadilah kalian pengusaha, angkatan kerja
profesional, dan cintai produk dalam negeri. ASEAN in your hand. Selamat
siang...
wah...cara soasialisasinya bagus banget mbak! sipp
BalasHapusHehehe Iya Pak trima kasih. Menurut saya Bapak-Ibu guru di sekolah juga sebaiknya turut melakukan sosialisasi mengenai Komunitas ASEAN dan MDGs 2015 kepada siswa. Intinya pelajar yang notabenenya akan menjadi pemain di masa depan harus mengetahui isu ini agar bisa mempersiapkan diri sedini mungkin.
BalasHapusKeren nie..
BalasHapusdan muridnya pada pinter..
Kendala paling berat memberikan sosialisasi pada siswa sekolah adalah mengenai bahasa penyampaian dan tingkat ketahuan siswa tentang apa yang akan di sampaikan.
Alhamdulillah Mbak Hafsari. Saya setuju dengan pendapat Mbak mengenai kendala pemilihan kata/bahasa dalam menjelaskan ASEAN Economic Community (AEC) ini kepada siswa-siswi di sekolah. Apa lagi memang mereka tidak memiliki pengetahuan atau kepekaan terlebih dahulu untuk menanggapi isu ini sebelum saya bercerita, sehingga banyak istilah-istilah yang tidak mereka ketahui/pahami. Sejauh ini saya baru menyampaikan gambaran umum AEC. Kerap kali saya menyelipkan pembahasan AEC di kegiatan pembelajaran saya karena saya mengajar mata pelajaran pengelolaan usaha, sesuai harapan saya yang menginginkan mereka untuk menjadi wirausaha. Saya ingin membuat isu ini menjadi suatu antusiasme bagi mereka untuk mencari tahu lebih dalam, terlebih dengan kita memberikan pendahuluan atau gambaran bahwa mereka akan terlibat sebagai pemain di dalam AEC ini. Rata-rata mereka memberi perhatian lebih terhadap isu ketenagakerjaan ya karena mereka siswa/i SMK yang mayoritas memilih terjun ke dunia kerja.
BalasHapusgood post :)
BalasHapusTerima kasih Kak Pudja :))
Hapuswah, mantap nih...
BalasHapusmurid2nya juga pada antusias...
Hai Kak, Alhamdulillah...Semoga sedikit membantu untuk menyebarkan informasi #menujuKEA2015 :))
HapusMbak putri ikut lomba esai ttg komunitas ASEAN 2013! Atau sudah malahan? he he he
BalasHapusini link-nya :
http://infid.org/project-ham/9/198/lomba-karya-tulis-ilmiah-tentang-asean-tingkat-nasional.html#.UfBpnKyjawA
siswanya dimotivasi to ikut jg mbak, biar tambah paham mbak ttg komunitas asean 2015.
link resminya di sini:
Hapushttp://www.kemlu.go.id/Pages/InformationSheet.aspx?IDP=79&l=id
link download formulirnya di:
http://www.kemlu.go.id/Documents/Lomba%20Karya%20Tulis%20ASEAN/Form%20Pendaftaran%20LKT%20ASEAN.doc
Halo Mas Taufik
HapusTerima kasih pengingatnya Mas, Saya sudah sempat dengar dan sudah menuliskan deadline di sticky note 30 Agustus ini ya,hehe tapi lagi kesaing sama tugas membuat perangkat pembelajaran nih Mas. hehe
Sudah sounding ke siswa ada beberapa yang tertarik dan sedang proses membuat :)) salam kenal Mas Taufik