My Dreams

  • Defender, Planned, Orderly, Organized, Practical, Controled, Decisive, Respect, Procedures, Details, Disciplined, Conscientious, Super Dependable, Warm, Generous, Peace, Quiet, Sensitivity, Privacy, Few Interruptions, Protected, People-oriented, Serves Others, Enjoys Harmonious, Loyalty, and Devotion.

Sabtu, 10 Mei 2014

Rekam Jejak di World Conference on Youth 2014


Tak henti-hentinya aku panjatkan puji syukur kepada Sang Maha Pencipta yang telah memberikan untuk ketiga kalinya, kesempatan pada seseorang yang bukan mahasiswi Hubungan Internasional atau Jurusan Bahasa Asing. Seorang mahasiswi, calon sarjana Pendidikan dapat merasakan atmosfer dunia internasional dalam forum, di sebuah negara yang bukan menjadi tempat tinggal atau tempat kelahirannya, secara gratis (lagi).

Aku tak menyangka di tahun 2014 ini, sekali lagi aku mendapatkan kesempatan untuk mengambil peran dalam sebuah forum internasional untuk membahas permasalahan yang terjadi di dunia ini. Pada tanggal 6-10 Mei 2014 berlangsung World Conference on Youth (WCY) 2014 di Kolombo, Sri Lanka. Forum ini dihadiri oleh 1.500 pemuda, PBB, perwakilan pemerintah dan organisasi dari 169 negara untuk membahas dan merancang rekomendasi tujuan pembangunan global pasca 2015 (Post-2015 Agenda). Rekomendasi tersebut bernama "Deklarasi Kolombo", yang akan ditinjau oleh perwakilan negara-negara anggota PBB pada bulan September mendatang. Aku terpilih menjadi international delegate melalui seleksi youth delegation, sebagai perwakilan Girls20.

Sebelumnya, apa itu Millenium Development Goals?
Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Millenium merupakan komitmen masyarakat dunia untuk melaksanakan pembangunan manusia dan mengentaskan kemiskinan. Sejak 18 September 2000, 169 negara wajib memberikan upaya terbaik untuk menjamin pencapaiannya. Pada titik ini, peran dari seluruh stakeholder menjadi sangat vital, baik dalam lingkup mikro maupun makro. Stakeholder tidak hanya terdiri dari pemerintah selaku pembuat kebijakan, melainkan juga masyarakat sipil, termasuk pemuda.

Tujuan MDGs yang masih terus diupayakan pencapaiannya hingga hari ini, yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk semua, mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDs, malaria dan penyakit menular lainnya, memastikan kelestarian lingkungan hidup, serta membangun kemitraan global untuk pembangunan.

Peran Pemuda dalam Millenium Development Goals
Dewasa ini, masyarakat bukan lagi hanya sebagai "objek" perubahan, melainkan sebagai "subjek" dengan peran-peran strategik. Pemudalah yang berperan sebagai mesin penggerak utama dalam upaya merubah pola pikir masyarakat menuju pola pikir sehat yang tersistem.

Pemuda dengan pengorganisasian dapat berpartisipasi melalui analisis kebutuhan dan susunan rancangan instruksional bagi program-program berdasarkan bidang ilmu atau minat sebagai langkah strategi dalam pencapaian tujuan MDGs, mengawasi pengabsahan dan pengimplementasian serta melakukan evaluasi dan tindak lanjut. Lalu, apa saja kegiatanku di WCY 2014?
Dengan tema "Mainstreaming Youth in the Post-2015 Agenda", konferensi ini turut menciptakan sebuah platform inklusif bagi pemuda untuk meninjau kemajuan MDGs, berbagi ide, pengalaman dan secara efektif berkontribusi dalam kerangka kerja paska-MDGs serta pelaksanaannya. WCY 2014 memiliki 7 pondasi dan 7 bidang tematik yang lebih spesifik. Aku memfokuskan diri pada diskusi kesetaran gender serta inklusi pemuda dalam rekreasi, olahraga dan budaya. Kedua tema tersebut diambil berdasarkan kesesuaian peran dan kapasitasku. Aku direkomendasikan oleh Girls20, sebagai Girls20 Ambassador dan juga karena aku tergabung dalam organisasi kepemudaan di Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi DKI Jakarta.

Selain perwakilan organisasi, delegasi pemuda yang hadir dalam konferensi tersebut juga terdiri dari perwakilan nasional, para ahli dan kaum marjinal. Kesempatan yang baik untuk mempertemukan dan mendengarkan suara pemuda dari berbagai kalangan guna memperkuat partisipasi pemuda yang efektif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dari agenda pembangunan pasca-2015.
Aku mulai perjalanan udara bersama David, adik tingkatku di Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta yang mendapatkan kesempatan menjadi observer di WCY 2014 (Walau gak gratis buat dia ikut program ini, tapi dia tetap semangat banget cari sponsor #salut :"). Sesampainya di Bandaranayake, kami disambut oleh panitia dan volunteers. Aku bertemu dengan Mauli dan Nadeeshan yang sangat ramah dan selalu membantu kami. Disitu aku juga bertemu dengan Oko, delegasi dari Ghana yang hingga kini menjadi sahabatku. Kemudian kami menaiki bus yang akan mengantarkan kami menuju hotel masing-masing. Saya menginap di hotel Renuka City. Selama perjalanan menuju hotel, kami dikawal oleh polisi, maklum tamu negara ^^.
 
Pada hari pertama, pre-training dilaksanakan di Hotel Galle Face. Para delegasi diberi arahan mengenai agenda kegiatan selama 4 hari ke depan. Selain itu, seluruh delegasi membuat kelompok-kelompok kecil untuk saling memperkenalkan diri dimulai dari nama, asal negara, organisasi atau komunitas serta ekspektasi dalam acara ini. Setelah pre-training, seluruh delegasi menghadiri acara pertunjukan tradisional di Stein Studio-Ratmalana. Aku sangat terkesan dengan keindahan seni dan budaya Sri Lanka yang ditampilkan secara apik. Sempat salah kaprah menyamakan Sri Lanka dengan India. Ada perbedaan di antara kedua negara yang bertetangga tersebut.


Hari kedua diawali dengan pembukaan acara WCY 2014 di MRICC (Magam Ruhunupura International Conference Center), Kota Hambantota. Perjalanan ditempuh selama kurang lebih 5 jam dari kota Kolombo. Acara ini dibuka secara resmi oleh sambutan dari H.E Mr. Mahinda Rajakpaksha (President of Sri Lanka), H.E Mr. John W. Ashe (President of General Assembly of UN) dan Ahmad Alhendawi (UN Secretary General’s Envoy of Youth). Press release dari agenda ini dapat diakses disini.
www.wcy2014.com
Pada hari ketiga, WCY 2014 diawali dengan diskusi panel utama di BMICH, yang diisi oleh Dr. Sarath Amunugama (Senior Minister for International Monetary Co-operation and Deputy Minister of Finance and Planning, Sri Lanka), Subinay Nandy (Resident Coordinator, UN Sri Lanka), Lloyd Russel - Moyle (VP YFJ) dan Mr. Shine Baskaran (Chairman, Junior Chamber International) yang membahas tentang isu pemuda dalam pembangunan millenium 2015.

Selanjutnya, delegasi memilih foundation dan theme masing-masing. Aku masuk ke dalam foundation yaitu Gender Equality, dan theme yaitu Ensuring Inclusive Recreation, Sport and Cultures. Dalam Gender Equality, tim panel terdiri dari Kishu Gomes (Managing Director/CEO of Chevron Lubricants Lanka), Smita Mitra (UN Women) dan Philipa Gardner (WAGGGS). Mereka membahas mengenai persepsi gender, stigma serta kurangnya kepekaan sosial. Setelah itu, dibentuk 3 kelompok kecil untuk membahas isu yang menjadi persoalan serius terkait gender. Press release dalam agenda ini dapat diakses pada http://wcy2014.com/pdf/gender-equality.pdf.

Dalam Ensuring Inclusive Recreation, Sport and Cultures, tim panel terdiri dari Menteri Pemuda dari Yaman, Nevena Vukasinovic (ENGSO) dan Arjuna Ranatunge (Cricket World Cup Winning Captain). Disini dibahas mengenai potensi negara serta olahraga dan budaya sebagai alat pemersatu warga dunia.

Bersama Bapak Harimawan Suyitno
Hari keempat diawali pula dengan diskusi panel utama di BMICH, yang diisi oleh Lalith Weeratunge (Secretary to the President, Sri Lanka), Aisa Kirabo Kacyira (Deputy Executive Director & Assistant Secretary General, UN Habitat) dan Saba Loftus (UN Major Group Children and Youth). Mereka membahas mengenai masukan dalam pembuatan Deklarasi Kolombo. Seperti hari kemarin, seluruh delegasi kembali masuk dalam foundation dan theme masing-masing untuk melanjutkan pembahasan dan mulai membahas lebih jauh terkait isu serta rekomendasi untuk Deklarasi Kolombo. Pada hari ini saya mendapat kesempatan untuk berkunjung ke Kedutaan Besar Indonesia untuk Sri Lanka dan Maladewa. Saya bertemu dengan Bapak Harimawan Suyitno, Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka dan Maladewa serta pemuda-i perwakilan Indonesia dalam WCY 2014 ini yaitu Kak Angga, Kak Rinaldi dan Fay.

WCY 2014 hari kelima diawali pula dengan diskusi panel utama di BMICH, yang diisi oleh Dr. Palitha Kohona (Permanent Representative of Sri Lanka to the UN), Nobuko Horibe (Asia-Pasific Regional Director, UNFPA) dan Chenor Bah (Chairperson of Global Education First Initiative). Mereka membahas mengenai aksi atau peran yang harus dilakukan pemuda dalam mewujudkan pembangunan millenium 2015 yang akan dituliskan dalam Deklarasi Kolombo. Selanjutnya, delegasi kembali masuk dalam foundation dan theme masing-masing seperti hari kemarin untuk membahas fiksasi dari draft Deklarasi Kolombo dalam Gender Equality dan Ensuring Inclusive Recreation, Sport and Cultures.

Penutupan WCY 2014 dilaksanakan di National Youth Services Council, Maharagama. Dalam acara ini Deklarasi Kolombo dibacakan, yang dapat pula diakses pada Colombo Declaration.
Manfaat yang aku peroleh dari program ini adalah kesempatan membangun jaringan yang berharga, memulai persahabatan untuk saling berbagi dan belajar serta berkolaborasi dalam mempromosikan pembangunan internasional dan kebijakan kepemudaan dari berbagai negara. Aku mendapatkan banyak pembelajaran dari konferensi tersebut, melihat begitu banyak orang dari berbagai negara yang memiliki perspektif dan prioritas yang berbeda. Suatu kebanggaan bagiku, bisa melihat dan terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan bersama pemuda dari seluruh dunia.


Siti, Barbet, Amalina, me and Pramila
My roomy is Amalina from Malaysia. Dari sekian ratus peserta, aku merasa dekat dengannya, Pramila (Nepal), Siti (Filipina) dan Barbet (Rwanda). Mereka bilang kami "Renuka Girls", hehe.  Jeremy (Vietnam), Pablo (Argentina), Oliver (NZ), Oko (Ghana), Kreycin (Filipina), Amirul (Brunei), Eid (Pakistan), Juan (Costa Rica), Paul Phillips (Guyana), Taro (Japan), Kiziah (Kenya), Paul (Uganda), Edgy (Guyana), Sakphea (Kamboja), Felicia (Filipina), Hyunjeoung (Korea Selatan), Aziza (Filipina), Salman (Pakistan), Mirwaiz (Afganishtan) dan Amin (Pakistan) adalah teman yang banyak berdiskusi denganku. Selain Mauli dan Nadeeshan, aku selalu mengingat Kasun, Shahid dan Yehiya sebagai volunteer di acara itu. Balram (Nepal) dan Jedesh (Sri Lanka) yang selalu berusaha membantuku sebelum aku berangkat ke Sri Lanka. Terima kasih untuk Mr. Ahmed (Sri Lanka) yang telah memberikanku oleh-oleh teh dan Mauli juga memberikanku hiasan dinding khas Sri Lanka. Aku tidak akan melupakan semua yang berinteraksi denganku disana, tidak dapat ku sebutkan satu per satu.

97 rekomendasi sudah disepakati dan berharap dapat dijadikan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan selanjutnya pada agenda pembangunan pasca-2015. Hal penting lainnya adalah bagaimana aksi nyata pemuda di negaranya masing-masing untuk mencapai tujuan pembangunan pasca-2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar