My Dreams

  • Defender, Planned, Orderly, Organized, Practical, Controled, Decisive, Respect, Procedures, Details, Disciplined, Conscientious, Super Dependable, Warm, Generous, Peace, Quiet, Sensitivity, Privacy, Few Interruptions, Protected, People-oriented, Serves Others, Enjoys Harmonious, Loyalty, and Devotion.

Rabu, 09 Januari 2013

Kebiasaan Buruk Penumpang Transjakarta

Sumber foto: www.en.wikipedia.org
Ini kesekian kalinya saya menulis opini tentang transjakarta. Saking setianya dengan transjakarta, sampai-sampai saya mencatat segala hal aneh yang terjadi di transjakarta dalam draft handphone saya yang nantinya saya kembangkan dalam sebuah tulisan. Kali ini saya tertarik untuk membahas kebiasan-kebiasaan penumpang transjakarta yang kurang berkenan dengan penumpang lain. Tulisan ini bukan bermaksud menggurui, hanya sekedar sharing saja. hehehe. Kebiasaan buruk tersebut dari mulai yang paling lucu sampai hal yang paling fatal. Nah berikut kebiasaan buruk penumpang bus transjakarta yang saya amati, diantaranya:




1. Tidur
Sumber gambar: www.twicsy.com
Sebenarnya tidak ada aturan yang melarang penumpang transjakarta untuk tidur di dalam bus. Penumpang dapat beristirahat selama perjalanannya, apalagi jika mendapat posisi yang nyaman. Namun yang menjadi permasalahan adalah ketika seseorang tidur, tentu dirinya tidak sadarkan diri. Mereka kerap kali tidak sadar tidur dengan mulut menganga, kepala menggantung ke depan, atau bahkan bersandar di bahu penumpang di sebelahnya. Tentu itu merupakan hal yang kurang mengenakan untuk dilihat. Bagi anda yang sering tidur di transjakarta, ada baiknya persiapkan masker untuk menutup mulut anda. Atur posisi yang baik saat tidur agar tidak mengganggu dan menjadi perhatian penumpang lain. Kondisi tidur membuat kita tidak terlalu memperhatikan barang bawaan kita, hati-hati hal ini akan mengundang tindak kriminal. Maka biasakan menyimpan barang-barang berharga anda di tempat yang aman dan letakan barang bawaan atau tas anda dalam pelukan.

2. Memaksakan masuk walau sudah penuh
Sumber gambar: www.merdeka.com
Biasanya hal ini terjadi pada penumpang yang sudah kesal menunggu bus atau terburu-buru untuk pergi ke tempat tujuan dengan menggunakan transjakarta. Petugas sudah menginstruksikan bahwa bus sudah penuh, namun masih saja banyak penumpang yang memaksa masuk. Sampai-sampai pintu tidak bisa di tutup. Petugas biasanya memberi kesempatan masuk 1 samapi 2 orang jika bagian depan pintu bus masih sedikit lega, namun yang memaksa masuk bisa mencapai lebih dari 5 orang. Hal ini membuat kondisi di dalam bus begitu pengap dan membuat penumpang lain yang posisinya berdiri di tengah menjadi semakin terjepit. Bahkan petugas sering kali mengancam untuk tidak menjalankan armadanya jika penumpang masih memaksa masuk atau tidak ada penumpang yang mau mengalah keluar. Untuk itu, cobalah memahami kondisi transjakarta yang memang hanya diperuntukan mengangkut penumpang dengan kapasitas 85 orang. Jangan memaksakan kehendak demi kenyamanan bersama.

3. Masuk sebelum dipersilakan petugas
Sumber gambar: www.republika.co.id
Petugas biasanya mengistruksikan agar penumpang yang ingin turun diprioritaskan keluar terlebih dahulu sebelum penumpang yang ingin naik masuk. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi tabrakan antara penumpang yang masuk maupun yang keluar dan lebih mempercepat waktu perpindahan penumpang. Jadi untuk itu, kita harus sabar menunggu yang turun keluar dari transjakarta. Kita selalu takut kalau-kalau bus meninggalkan kita. Tenang saja, petugas pasti menunggu kita dengan catatan kita tidak lelet dan sudah bersiap di depan pintu.

4. Tidak tertib saat antre
Sumber gambar: www.chriskost.net
Penumpang berbaris dibatasi dengan separator di depan pintu untuk menunggu kedatangan transjakarta. Dulu, banyak halte yang tidak disediakan separator sehingga antrean terlihat acak-acakan. Namun sekilas pengamatan saya, saat ini kebutuhan separator sudah cukup dipenuhi. Namun separator saja tidak cukup. Seperti yang kita ketahui bahwa ada petugas-petugas yang berkewajiban untuk menginstruksikan penumpang agar membentuk antrean yang tertib. Jika antrean tertib, maka aksi dorong-mendorong bisa dikurangi. Aksi dorong-mendorong ini sangat berbahaya karena bisa saja kita terjeblos di depan pintu. Kita harus memperhatikan setiap langkah kita. Beri sedikit jalan untuk penumpang yang turun, karena kadang kita menutupinya demi barisan yang telah kita buat. Sebaiknya kita menuruti instruksi petugas demi kelancaran kita bersama. Sadari bahwa pintu transjakarta hanya bisa memasukan 2-3 orang sehingga lebih baik kita membentuk maksimal 3 barisan ke belakang. 

5. Menahan antrean di depan pintu
Sumber foto: www. merdeka.com
Salah satu tujuan penumpang menahan antrean di depan pintu padahal dia sudah ada di depan adalah untuk mendapatkan transjakarta yang kosong atau lowong. Padahal kesempatan untuk naik sudah di depan mata namun justru menghalagi penumpang dibelakangnya yang ingin naik. Petugas kerap kali memberikan peringatan agar yang di depan segera naik dan tidak menahan demi kelancaran transjakarta. Jika anda memiki motif tersebut, bergeserlah ke kiri atau ke kanan untuk membuka jalan di tengah untuk penumpang yang ingin naik.

6. Berebut tempat duduk
Sumber foto: www.m.mediaindonesia.com
Naik transjakarta dengan mendapatkan tempat duduk memang suatu kenyamanan dan bahkan menjadi keberuntungan. Melihat transjakarta kosong di depan mata bagai melihat ayam goreng dalam kondisi lapar:p. Kondisi yang kerap kali saya perhatikan adalah orang-orang terlihat seperti anak kecil yang berebutan kursi waktu di awal masuk sekolah. hehehe. Berebut kursi di transjakarta sering kali terjadi bahkan menyebabkan luka fisik dan mental. Luka fisik terjadi jika penumpang terlibat aksi dorong bahkan saling injak. Memang ini hal yang refleks sepertinya demi mendapatkan kenyamanan di transjakarta. Luka mental jika kita sudah hampir dekat dengan tempat duduk, namun diserobot oleh penumpang lain. Hufh, kalah cepat! hehehe. Menurut saya kita sebaiknya santai saja, dapat tempat duduk ya syukur, tidak juga kita bisa berdiri. 

7. Membiarkan orang-orang prioritas/membutuhkan berdiri
Koleksi Pribadi
Ini yang menurut saya sangat menjelaskan individualisme masyarakat. Mencari kenyamanan diri sendiri tanpa memperhatikan sekitar. Sebagaimana kita ketahui, bahwa kursi prioritas di transjakarta diperuntukan untuk lansia, wanita hamil, wanita yang membawa anak, dan para disabilitas. Petugas biasanya memohon kepada penumpang laki-laki atau penumpang yang masih muda untuk memberikan kursinya kepada orang-orang prioritas tersebut. Apa jadinya jika tidak diingatkan? Pasti kita hanya sibuk dengan kenyamanan kita. Kita tidur, mendengarkan musik, dan lainnya sambil duduk di transjakarta. Hanya segelintir penumpang yang dengan kesadaran dan kepekaan diri merelakan kursinya. Kerap kali kita tidak peka dengan ibu-ibu paruh baya (mungkin masih kuat berdiri), wanita, orang yang sudah pucat pasi karena kelelahan, orang yang membawa barang bawaan berat, dan sebagainya. Apa lagi saat kondisi macat dan mereka telah berdiri dalam waktu lama. Sesungguhnya mereka juga layak mendapatkan tempat duduk. Namun tidak ada aturan untuk duduk bergantian atau adanya panggilan hati untuk merelakan tempat duduk untuk yang lebih berhak. Jadi cobalah lebih peka dengan penumpang lain di sekitar kita. Ada kalanya kita yang berada dalam posisi mereka.

8. Mengambil sesuatu yang bukan hak kita
Sumber foto : www.m.tribunnews.com
"Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat pelakunya, tetapi juga karena adanya kesempatan, waspadalah! waspadalah!". Kira-kira itu cuplikan peringatan dari liputan berita kriminal. Pencurian  kerap kali terjadi di transjakarta. Seperti gambaran yang sudah disebutkan di atas bahwa kondisi transjakarta yang penuh, antrean yang membentuk kerumunan menyebabkan peluang pencurian begitu besar. Adanya petugas-petugas dan kamera CCVT masih kurang dalam menfasilitasi halte bagi keseluruhan penumpang. Untuk itu, selalu jaga dan periksa barang bawaan kita. Tas ransel dihadapkan ke depan saja, berikut tas pundak resletingnya harap selalu diperhatikan.

9.  Pelecehan seksual
Koleksi pribadi
Beberapa waktu lalu marak terjadi aksi pelecehan seksual di transjakarta. Kondisi transjakarta yang penuh dan kerap berdesak-desakan menjadi peluang bagi tangan-tangan pria jahil untuk melakukan pelecehan kepada wanita. Namun dari beberapa kasus yang terjadi, pelaku membela diri dengan mengatakan bahwa hal itu tidak sengaja karena terdorong-dorong oleh penumpang lain. Saat ini telah dilakukan resolusi untuk mengantisipasi pelecehan seksual diantaranya menerapkan satgas wanita dan ruang khusus wanita dalam bus transjakarta. Bahkan di halte sudah di bagi antrean khusus bagi laki-laki maupun wanita namun sepertinya ini masih kurang efektif. Laki-laki dan perempuan masih bercampur dalam antrean karena nampaknya yang lebih penting adalah antre di antrean yang belum begitu panjang atau penuh. Dan hal ini juga sulit direalisasikan di beberapa halte yang masih menggabungkan antrean laki-laki dan perempuan karena keterbatasan tertentu. Wanita jangan diam saja jika merasa menjadi korban pelecehan dalam bus, kita harus berani melawan dan melaporkan kepada petugas. Bahkan lebih bagus lagi kita teruskan kepada lembaga yang berwajib untuk melalui jalur hukum. Namun, sebagai wanita kita juga harus mawas diri apakah kita sendiri yang mengundang pelecehan ini.

Sekian sharing-sharing dari saya mengenai kebiasaan buruk penumpang transjakarta. Semoga kita juga dapat introspeksi diri dan transjakarta juga turut meningkatkan pelayanannya. Semoga artikelnya bermanfaat^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar