"Yang haus yang haus, koran koran koran, kacangnya Pak, permen jahenya Bu..." Pernahkah kita mendengar seruan mereka, pedagang asongan di pinggir jalan, bus, kereta api, atau di tempat manapun yang ramai. Mereka tampak lusuh dan penuh peluh, bahkan sampai berkulit hitam legam akibat teriknya matahari. Sudah dapat dipastikan bahwa perekonomian mereka menengah ke bawah.
Sekarang ingat-ingatlah, apakah kita pernah membeli dagangan mereka. Atau malah kita lebih sering mengacuhkan mereka. Bukan mengacuhkan semata karena kita tidak peduli, namun mungkin si pedagang asongan datang di saat yang tidak tepat. Pedagang koran saat kita sudah memiliki koran atau pedagang minuman datang saat kita membawa minuman.
"Mereka tidak butuh sedekah dari
anda, tapi mereka hanya butuh dagangan mereka dibeli. Sobat, jika anda bertemu
pedagang asongan seperti ini bantulah mereka dengan membeli dagangan
mereka meskipun kita tidak terlalu membutuhkan. Yakinlah, mereka berusaha untuk
tidak menjadi peminta dan pengemis tapi mereka berusaha untuk keluarga mereka.
Berikan uang anda untuk mereka juga. Ketika anda duduk di bus, mungkin anda lebih iba kepada pengemis yang meminta-minta, daripada seorang yang membagikan kacang-kacangan dari tempat-tempat duduk bus untuk dimintai pembelian seharga Rp.1000,00. Padahal harusnya kita lebih menghargai orang-orang yang berikhtiar dalam mencari rezeki yang halal daripada orang-orang yang gemar meminta-minta. Cobalah untuk membelinya, walaupun anda tidak terlalu suka, tapi niatkanlah sedekah sekaligus menyenangkan penjual tersebut atas usaha yang dia lakukan."
Berikan uang anda untuk mereka juga. Ketika anda duduk di bus, mungkin anda lebih iba kepada pengemis yang meminta-minta, daripada seorang yang membagikan kacang-kacangan dari tempat-tempat duduk bus untuk dimintai pembelian seharga Rp.1000,00. Padahal harusnya kita lebih menghargai orang-orang yang berikhtiar dalam mencari rezeki yang halal daripada orang-orang yang gemar meminta-minta. Cobalah untuk membelinya, walaupun anda tidak terlalu suka, tapi niatkanlah sedekah sekaligus menyenangkan penjual tersebut atas usaha yang dia lakukan."
Tulisan tersebut menghimbau kita agar kita peduli kepada pedagang kecil. Semoga kepedulian kita dapat meringankan perekonomian mereka untuk bertahan hidup di Ibukota ini. Mereka sudah berusaha untuk menghidupi diri maupun keluarganya dengan cara yang halal semampu yang mereka bisa. Semoga niat baik kita dapat menjadi kebaikan untuk sesama.
Yup, setuju, kalau saya memang gak mau ngasih untuk pengemis dan pengamen (kecuali memang menghibur) tapi beli di pedagang asongan jika memang perlu. Sungguh ironis peadagang asongan justru penghasilan lebih sedikit dari pengemis, Semoga jadi perhatian.
BalasHapus