“Bapak/Ibu penumpang semuanya,
kita sama-sama manusia dan butuh makan. Daripada kami nyopet atau melakukan
kekerasan, apa salahnya kalau Bapak/Ibu memberikan uang seribu dua ribu kepada
kami”.
Kira-kira begitulah kutipan perkataan dari preman yang sering beraksi di
metromini atau kopaja. Preman tersebut melakukan tindak pemaksaan dengan
meminta uang dari para penumpang.
Sisi gelap angkutan kota memang
belum mendapatkan titik terang yang sempurna. Pelecehan seksual, pemerkosaan, pencurian, penodongan serta tindakan kriminal lainnya kerap terjadi dalam alat
transportasi umum. Kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai premanisme yang
sering kali terjadi di metromini atau kopaja. Angkutan umum yang sering disebut
sebagai rongsokan berjalan ini kurang memberikan rasa aman bagi para penumpang.
Walaupun begitu peminatnya masih cenderung banyak. Mungkin karena tarif yang murah
atau kemampuan melaju bagai pembalap F1.
Namun premanisme berkedok masalah
sosial ini kerap mengguncang psikologis penumpang metromini atau kopaja. Permintaan bernada ancaman
dan menunjukan kesangaran membuat penumpang takut. Preman tersebut
bertampang seram dan bertato. Tak jarang mereka mengeluarkan senjata tajam
untuk sekedar membuktikan kesangaran mereka. Rata-rata dari mereka juga masih tergolong
dalam usia produktif. Jika penumpang tidak memberi uang yang mereka minta,
mereka tak segan untuk memasang wajah lebih sangar lagi dan mengeluarkan
kata-kata kasar.
Saya beberapa kali mengalami
kejadian ini secara langsung sehingga sering merasa resah dan tidak nyaman naik
metromini atau kopaja. Saya akan naik angkutan umum tersebut jika bersama
teman, tidak mau sendirian. Kejadian premanisme ini sering terjadi dan muncul
di lokasi yang sama. Saya heran apakah tidak ada razia bagi preman-preman
seperti ini. Saat mengalami hal tersebut, saya lebih sering memberikan uang
saja sebagai jalan aman agar ketakutan berlalu dan mereka segera pergi. Namun
teman saya memberi saran sebaiknya tidak perlu diberi uang, karena akan menjadi
kebiasaan mereka. Paling uangnya digunakan untuk hal-hal yang tidak baik karena
caranya saja sudah tidak baik. Lebih baik lambaikan tangan atau bilang maaf
saja dengan sopan. Pasti mereka tidak akan mengancam lebih jauh.
Penumpanglah yang harus waspada
dan pandai menjaga diri agar tidak menjadi korban kriminalitas di metromini
atau kopaja. Mudah-mudahan resolusi pemerintah tentang pemugaran fasilitas angkutan umum segera
terlaksana. Sehingga tidak ada ruang bagi premanisme untuk mengancam keselamatan
penumpang angkutan umum.
yes, kejadian diatas benar sekali! Bahkan saya pun pernah kehilangan dompet lengkap dengan isinya, menjengkelkan sekali anak-anak jalanan tersebut, tapi sampai saat ini belum pernah se sen pun saya memberikan uang pada mereka, bagaimana saya mau memeberi, hormat pun mereka tidak sama kita, minimal kita jangan memeperlihatkan barang berharga kita ke mereka, kira-kira solisi apa yang paling baik untuk memberantas preman-preman muda seperti ini yah? sungguh meresahkan dan mengganggu.
BalasHapusIya Kak Sandra, betul sekali jangan menampakan barang-barang berharga kita di angkutan umum spt metromini. Karena ada kejadian dia main ambil saja HP yg sedang dimainin penumpang dan langsung kabur.
Hapuspemerintah dan satpol pp bertindak tegas dong
BalasHapuskalo udah ditangkap...trus di didik
nah,baru dikasih lapangan kerja yang sesuai sama minat dan bakatnya...............
kalo niatnya berantam.....jadi petinju aja
kalo niatnya sepakbola.jadi pemain bola aja
dll........
Wah km punya G+ de, hmmm iya saran yg bagus de, lanjutkan ! ^^
Hapusdihilangkan saja daripada buang2 uang negara
BalasHapusSaya juga pernah mengalami hal ini, waktu saya liburan ke jakarta.Karena saya liburan secara back packer jadi agar lebih murah saya gunakan kendaraan umum termasuk metro mini.Ada pengamen menggunakan kata-kata yang sama seperti di atas.Karena tidak saya kasih uang, dia sampai berkata "loe dari tadi orang ngamen diem aja".Tidak saya ladeni hanya dalam hati saya berkata "apa saya harus bilang wow gtu".Dan saya pun tidak melihat ada Sat.Pol.PP yang berjaga di tempat keramaian seperti terminal.Ini sangat menakutkan untuk wisatawan back packer seperti saya.
BalasHapusHmmm iya mas, coba kalau mas bilang wow sambil koprol :P pasti mereka bingung...semoga gak kapok backpakeran di Jakarta mas...
Hapustembak mati sj!!!!!!!!! nyampah!!!!!!!!!!!
BalasHapusDulu pernah kejadian juga. Waktu itu saya bersama teman. lalu mereka masuk, jumlahnya 3 orang. Ada yang mulai mainin pisau lipat. Di seberang bangku saya ada 2 bapak-bapak. Di depan saya ada laki-laki muda usia 25 tahunan. Ketika orang pertama mulai lewat mengacungkan kotak uang buat diisi, si laki-laki muda di depan saya langsung memlintir tangan si preman dan membekuknya dengan cepat. Temannya yang dibelakang langsung merangsek mau membantu, tetapi bapak-bapak di seberang bangku saya langsung bergerak memukuli si orang kedua ini. Orang ketiga yang mau membantu dengan mengelurkan pisau langsung diancam si laki-laki muda tadi dengan mengatakan: "Kalau kau maju, kupatahkan leher teman kau ini! Majulah kau!" Pokoknya adegannya mirip film deh. Akhirnya ketiganya dilempar keluar oleh penumpang. Artinya, kalau penumpang kompak melawan, saya pikir, mereka akan berpikir ulang melakukannya. Dan kalau kejadian seperti ini terjadi 3 atau 4 kali, para begundal itu akan berpikir untuk melakukan aksi seperti ini. Aksi ini mereka lakukan karena yakin penumpang gak berani melawan...
BalasHapusSetuju. Kerjasama penumpang ditambah supir dan keneknya pasti jadi senjata ampuh.
HapusWidih...kalau untuk wanita sarannya gimana kak?
Hapusudah.. sekolahkan saja mereka, seperti jamannya pak harto dulu, daripada meresahkan masyarakat
BalasHapusGmn klo masa2 era 98an kebawah muncul lg.siapkan "petrus" aj biar bersih.singkat, jelas, padat dan aman.
BalasHapuspreman menang sangar kalo ngancem doank, pas dimassa ngompol dicelana, kayak ditempat asal gue ada preman2 malak di alun2 kota, karena org2 sdh pada gemes akhirnya digebugin rame2 sama massa, akhirnya 2 preman mati konyol.
BalasHapuslebih baik kopaja & metromini dihilangkan aja...ganti sama kopaja ac..walaupun agak mahal seenggaknya keamanan&keselamatan lebih terjamin...
BalasHapus