Tahun 2013 ini merupakan kesempatan pertamaku untuk menginjakan kaki di
tanah air bangsa lain sebagai delegasi dari Indonesia. Rusia akan menjadi
sejarah dalam hidupku dan tentu akan menjadi batu loncatan untuk menjelajah
negara lainnya. Tujuh hari yang akan sangat bermakna.
Sebagai orang yang masih awam perjalanan seperti ini, aku banyak bertanya
kepada sahabat dan mencari informasi melalui google. Hal yang akan saya
sampaikan pada tulisan ini adalah mengenai pengurusan visa Rusia di Konsulat
Rusia, Jl. H.R. Rasuna Said Kav. X-7 NO.1-2 Kuningan, Jakarta.
Perhatianku langsung tertuju kepada bagaimana cara memperoleh visa, karena sebelumnya aku sudah mempunyai passpor (outcome dari perjalanan luar negeri yang tertunda di tahun 2012). Kegiatan ini mewajibkanku untuk mengurus passpor dan visa sendiri karena penerbangan dan akomodasi selama di Rusia ditanggung oleh pihak penyelenggara. Sehingga aku harus menyiapkan uang sebesar USD 70 untuk mendapatkan visa yang ku inginkan (Meeting/Single/Standart). Persyaratan dan biaya yang dibutuhkan tergantung jenis visa dan waktu proses pembuatan. Untuk informasi lebih lengkap dapat di cek di Website Konsulat Federasi Rusia.
Selanjutnya akan ku ceritakan pengalaman di TKP. Hari itu, 14
Mei 2013 aku pergi ke Konsulat Rusia yang lokasinya tepat di antara Kedutaan
Federasi Rusia dan Kementerian Koperasi dan UKM.
Gedung bercat merah marun dan bergerbang hitam itu akan terbuka secara
otomatis jika ada pengunjung yang datang. Namun sebetulnya kalau tidak salah
lihat, ada bel di gerbang tersebut.
Saya memberanikan diri bertanya kepada orang-orang yang sedang mengurus visa, namun yang membuat saya tak mengerti adalah pertanyaan ini “Mbak, bisa lihat USD milik mbak?” tanya seorang pemuda yang ternyata travel agent. Tanpa ragu saya memperlihatkan dua lembar USD yang saya punya. Seketika dia berkata “Wah ini yang USD 20 gak bisa dipakai mbak, ada kode C disini. Coba Mbak baca peraturan yang ada di meja registrasi”. Setelah sampai disana saya menemukan jawabannya.
Sebenarnya Konsulat Rusia bukan tempat yang pertama kali ku kunjungi saat
itu. Aku pergi ke Plaza Festival terlebih dahulu. Setelah turun dari halte
Transjakarta “GOR Sumantri”, ku tengok kanan kiri dimana Plaza Festival. Aku
kesana dalam rangka menukar IDR ke USD, karena menurut beberapa sumber di
internet, pembayaran visa Rusia harus memakai USD. Namun setelah sampai di money
changer di Plaza Festival, aku tidak mendapatkan USD yang aku inginkan
karena hanya ada pecahan USD 100. Aku tidak mau karena menurut sumber, Konsulat
hanya menerima uang pas.
Hampir putus asa, akhirnya aku berjalan dengan pandangan kesana-sini guna
mencari money changer atau bank. Disana ada Bank Dan*mon,
namun menurut sumber yang saya baca di internet, bank tersebut hanya melayani
penukaran valuta asing kepada nasabahnya. Akhirnya sejauh kaki ini melangkah,
bahkan aku melewati kantor Konsulat Rusia untuk mencari USD, sampailah aku di
Setiabudi Plaza dengan berjalan kaki. Tanpa sadar, aku sudah berjalan cukup
jauh, padahal bisa kok naik metromini. Namun saat itu aku berpikir ingin
menelusuri daerah perkantoran di sekitar situ, siapa tahu ada lowongan magang.
Hehehe. Alhamdulillah aku mendapatkan USD yang ku cari.
Pukul 11.45 aku kembali ke Konsulat Rusia, untung masih cukup waktu karena
Konsulat buka jam 9.00 am sampai 13.00 pm. Aku masuk dan disambut hangat oleh
satpam yang meminta KTP asli kita sebelum memasuki ruangan. Berkas milikku
sudah lengkap sesuai dengan persyaratan yang ada di website, hanya
tinggal melengkapi form aplikasi. Ruangan Konsulat begitu nyaman dan cukup
sepi, hanya ada beberapa orang disana.
Saya memberanikan diri bertanya kepada orang-orang yang sedang mengurus visa, namun yang membuat saya tak mengerti adalah pertanyaan ini “Mbak, bisa lihat USD milik mbak?” tanya seorang pemuda yang ternyata travel agent. Tanpa ragu saya memperlihatkan dua lembar USD yang saya punya. Seketika dia berkata “Wah ini yang USD 20 gak bisa dipakai mbak, ada kode C disini. Coba Mbak baca peraturan yang ada di meja registrasi”. Setelah sampai disana saya menemukan jawabannya.
Akhirnya saya menggunakan USD 50 dan IDR 200.000 untuk membayar visa.
Ternyata untuk pembayaran visa di Konsulat Rusia boleh memakai IDR hanya saja
kursnya maksimal yaitu USD 1 = IDR 10.000.
Aku mendapatkan kwitansi yang tertera kapan harus mengambil visa. Aku akan
mengambil visa di tanggal 23 Mei 2013, berarti membutuhkan waktu tujuh hari
kerja (weekend tidak dihitung). Beberapa berkas yang ku lampirkan
dikembalikan lagi, mungkin karena sudah ada telex number dari
pemerintahan Rusia atau Administration of the President of the Russian
Federation – Russian Sherpa Office sehingga saya termasuk tamu negara.
hehehe
Kira-kira begitulah pengalaman saya dalam mengurus sendiri visa Rusia yang
katanya cukup sulit. Semoga artikel ini bisa membantu teman-teman yang juga
akan pergi ke Rusia. G(irls) 20 Summit 2013 in Moscow, I am
coming....!!!
klo boleh tau, gimana keadaan atau kehidupan di russia? Soalnya aku juga mau berangkat ke russia bulan depan...
BalasHapusWaah 7 hari di sana waktu itu belum memberikan trlalu banyak informasi kepada saya. Secara garis besar, Moskow kota yang bersih, indah, dan tertata apik. Orang-orangnya ada yang ramah ada juga yang biasa saja. Penduduk lokal tak banyak yg bisa berbahasa Inggris. Kalau boleh tau dlm rangka apa ke Rusia bulan depan?
BalasHapusbeneran bisa 7 hari jadi yaaa? Soalnya lagi pengen bgt bs jalan kesana dan 2 minggu lagi pas ada dinas ke malaysia, jd klo bisa 7 hari jadi, kyknya bisa nih dilakukan, klo ngga nangis deh krn mesti ke malaysia juga :((
BalasHapusIya Mbak, sesuai pengalaman saya visanya bisa selesai dalam 7 hari kerja. Semoga visa Rusianya bisa "jadi" sebelum dinas ke Malaysia ya Mbak :)
BalasHapusMbak kalo tanya tentang proses perpindahan kewarganegaraan dari Indonesia ke Rusia apakah bisa lewat konsul Rusia?
BalasHapusWah saya kurang tahu ya, maaf :)
Hapus